MASA DISINTREGASI - Resume
RESUME SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM-I
MASA DISINTEGRASI DAN ISLAM DI SPANYOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP
RENAISANS DI EROPA
Di susun guna Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah Sejarah Kebudayaan Islam-
I
Dosen pengampu : H. Taslim Syahlan ,S.Ag., M.Si.
Disusun Oleh :
Yossi Lukman Ubaidillah (166010030)
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2016/2017
BAB IV
MASA DISINTEGRASI (1000 – 1250)
A.
DINASTI-DINASTI YANG MEMERDEKAKAN DIRI DARI BAGHDAD
Disintergrasi dalam bidang politik sebenarnya sudah mulai tejadi di
akhir zaman Bani Umayyah. Akan tetapi berbicara tentang politik islam dalam
lintasan sejarah,akan terlihat perbedaan antara Bani Umayyah dengan
pemerintahan Bani Abbas. Kekuasaan dinasti ini tidak pernah diakui di Spanyol
dan seluruh Afrika Utara, kecuali Mesir yang bersifat sebentar-sebentar dan
kebanyakan bersifat nominal. Ada kemungkinan bahwa para khalifah Abbasiyah
sudah cukup puas dengan pengakuan nominal dari propinsi-propinsi
tertentu,dengan pembayaran upeti.
Akibat dari kebiksanaan yang lebih menekankan pembinaan peradaban
dan kebudayaan islam dari persoalan politik itu propinsi-propinsi tertentu
dipinggiran mulai lepas dari genggaman penguasa Bani Abbas, berikut ini dinasti
dinasti yang melepaskan diri dari kekuasaan Bagdad pada masa Khalifah Abbasiyah
;
1.
Yang berbangsa Persia :
a.
Thahiriyah
di Khurasan,
b.
Shafariyyah
di Fars,
c.
Samaniyyah
di Transoxania,
d.
Sajiayyah
di Azerbaijan
e.
Buwaihiyyah,bahkan
menguasai Bagdad,
2.
Yang bebangsa Turki :
a.
Thuluniyah
di Mesir,
b.
Ikhsdiyah
di Turkistan,
c.
Ghaznawiyah
di Afganistan,
d.
Dinasti
Seljuk,
3.
Yang berbangsa Kurdi :
a.
Al-Barzuqani,
b.
Abu
Ali,
c.
Ayubiyah,
4.
Yang berbangsa Arab :
a.
Idrisiyyah
di Maroko,
b.
Aghlabiyyah
di Tunisia,
c.
Dulafiyah
di Kurdistan,
d.
Alawiyah
di Tabaristan,
e.
Hamdaniyah
di Aleppo dan Maushil,
f.
Mazyadiyyah
di Hillah,
g.
Ukaliyyah
di Maushil,
h.
Mirdasiyyah
di Aleppo,
5.
Yang mengaku dirinya sebagai Khalifah :
a.
Umawiyah
di Spanyol
b.
Fathimiyah
di Mesir.
Dari latar belakang dinasti-dinasti itu, Nampak jelas adanya
persaingan antar bangsa, terutama antara Arab, Persia, turki. Factor-faktor
penting yang menyebabkan kemunduran Bani Abbas pada periode ini adalah :
1.
Luasnya
wilayah kekuasaan daulat Abbasiyah sementara komunikasi pusat dengan sulit
dilakukan, sementara tingkat saling percaya dikalangan para penguasa dan
pelaksana pemerintahan sangat rendah.
2.
Ketergantungan
Khalifah yang sangat tinggi terhadap angkatan bersenjata.
3.
Keuangan
Negara sangat sulit karena biaya yang dikeluarkan untuk tentara bayaran yang
sangat besar. Pada saat kekuatan mikiter menurun.
B.
PERANG SALIB
Sebagaimana telah disebutkan, peristiwa penting dalam gerakan
ekspansi yang dilakukan oleh Alp Arselan adalah peristiwa manzikart,tahun 464
H/1071 M. tentara Alp Arselan yang hanya berkekuatan 15.000 tentara, dalam peristiwa
ini berhasil mengalahkan tentara Romawi yang berjumlah 200.000 tentara, terdiri
dari tentara Romawi, Ghuz, Al-Akraj, Al-Hajr, Perancis dan Armenia. Dalam
peristiwa besar ini menanamkan benih permusuhan dan benih kebencian orang-orang
Kristen terhadap umat islam, yang mencetuskan perang salib. Kebencian tersebut
bertambah setelah dinasti Seljuk dapat dapat merebut Bait al-Maqdis pada tahun
471 H dari kekuasaan Fatimiyyah yang berkedudukan di Mesir. Penguasa Seljuk
menetapkan beberapa peraturan yang menyulitkan bagi umat Kristen yang ingin
berziarah ke sana. Untuk memperoleh kembali leluasaan berziarah ke tanah suci
Kristen itu, Paus Urbanus II berseru kepada umat Kristen di Eropa untuk melakukan perang suci, perang
ini kemudian dinamakan perang salib, yang terjadi dalam tiga periode.
1.
Periode Pertama
Pada
musim semi tahun 1095 M., 150.000 orang Eropa, Perancis, Norman, berangkat
menuju Konstatinopel, kemudian ke Palistina. Tentara salib yang di pimpin oleh
Godfrey,Bahemod, dan Raymond ini memperoleh kemenangan besar. Pada tanggal 18
juni 1097 mereka meaklukkan Nicea dan pada tahun 1098 menguasai Raha. Di sini
mereka mendirikan Kerajaan Latin I. Pada tahun yang sama mereka mendirikan
Kerajaan Latin II di timur yaitu Antiochea, dan menaklukkan Bait al-Maqdis pada
tahun 1099 M. dan mendirikan Kerajaan Latin III, dan pada tahun 1109 M. pula
mereka mendirikan Kerajaan Latin IV di Tripoli.
2.
Periode Kedua
Imadudin
Zanki, penguasa Monshul dan Irak, berhasil menaklukan kembali Aleppo, Hamimah,
Edessa pada tahun 1144 M. namun ia wafat dua tahun setelah penaklukan tersebut,
tugas tersebut dilanjutkan oleh putranya yaitu Nuruddin Zanki.nuruddin berhasil
merebut kembali Antiochea pada tahun 1149 M. dan pada tahun 1151 M. seluruh
Edessa dapat di rebut kembali.
Jatuhnya
Edessa ini menyebabkan orang-orang Kristen mengobarkan perang salib kedua.
Dalam perang salib kedua di pimpin oleh raja Prancis Lois VII dan raja Jerman Condrad
II untuk merebut wilayah Kristen di Syria. Akan tetapi gerakan maju mereka di
hadang oleh nurudin sehingga mereka tidak dapat memasuki Damaskus. Nurudin
wafat pada tahun 1174 M. dan pimpinan perang di pimpin oleh Shalah al-Din al Ayyubi
pada tahun 1175 M. dan dapat merebut Yerussalem kembali pada tahun 1187 M.
Jatuhnya
Yerussalem memukul keras perasaan tentara salib. Sehinggga mereka menyusun
rencana balasan pada tahun 1189 M. pasukan ini dapat memduduki Akka dan
menjadikannya sebagai ibu kota kerajaan Latin.
3.
Periode Ketiga
Tentara
salib pada periode ini di pimpin oleh raja Jerman Frendick II. Kali ini mereka
berusaha merebut Mesir dahulu lalu Palestina
dengan harapan mendapat bantuan orang Kristen Qibthi. Pada tahun 1219 M, mereka
berhasil menduduki Dimyat serta melakukan perjanjian antara raja Mesir dari
dinasti Abbasiyah dengan raja jerman Frendick.
C.
KEMUNDURAN BANI ABBAS
Di samping
kelemahan khalifah, banyak factor lain yang menyebabkan khalifah Abbasiyyah
menjadi mundur masing-masing factor saling berjaitan satu sama lain berikut ini
factor tersebut :
1.
Persaingan Antar Bangsa
Khalifah
Abbasiyyah didirikan oleh bani Abbas yang besekutu dengan orang – orang Persia.
Persekutuan di latar belakangi oleh persamaan nasib kedua golongan itu pada
masa bani Umayyah berkuasa. Kedua sama-sama ditindas. Beberapa sebab bani Abbas
memilih orang Persia dari pada orang arab. Pertama, sulit bagi orang arab
melupakan bani Umayyah. Pada masa itu mereka warga kelas satu. Kedua, orang Arab
sendiri terpecah belah dengan adanya Ashabiyyah kesukuan.
2.
Kemerosotan Ekonomi
Khalifah
Abbasiyah juga mengalami kemunduran dibidang ekonomi bersamaan dengan
kemunduran di bidang politik. Pada periode pertama, pemerintahan bani Abbas
merupakan pemerintahan yang kaya. Dana yang masuk lebih besar dari yang keluar,
sehingga Bait al-Mal penuh dengan harta. Pertambahan dana yang besar diperoleh
antara lain dari Al-Kharaj.
Kondisi
politik yang tidak stabil menyebabkan perekonomian Negara morat-marit.
Sebaliknya, kondisi ekonomi yang buruk memperlemah kekuatan politik dinasti Abbasiyah
kedua factor ini saling berkaitan dan tak terpisahkan.
3.
Konflik Keagamaan
Fanatisme
keagamaan berkaitan erat dengan persoalan kebangsaan. Karena cita-cita orang
Persia tidak sepenuhnya tercapai, kekecewaan mendorong sebagian mereka
mempropagandakan ajaran Manuisme, Zoroasterisme, dan Mazdakisme. Munculnya
gerakan yang dikenal dengan gerakan Zindiq ini menggoda rasa keimanan para
khalifah. Al- Manshur berusaha memberantasnya. Al- Mahdi bahkan merasa perlu
mendirikan jawatan khusus untuk mengawasi orang-orang Zindiq. Akan tetapi,
semua itu tidak menghentikan kegiatan mereka. Konflik antara kaum beriman
dengan golongan Zindiq berlanjut mulai dari bentuk yang sangat sederhana
seperti Polemic tentang ajaran, sampai kepada konflik bersenjata yang
menumpahkan darah di kedua belah pihak.
Konflik
yang dilatarbelakangi agama tidak terbatas pada konflik antara muslim dan
Zindiq atau Ahlussunnah dengan Syi’ah saja, tetapi juga antar aliran dalam
islam.
4.
Ancaman dari Luar
Apa yang di
sebutkan di atas adalah factor-faktor internal. Di samping itu ada pula factor
ekternal yang menyebabkan khalifah Abbasiyah lemah dan hancur. Pertama, Perang
salib yang berlangsung beberapa gelombang atau periode. Kedua, serangan tentara
Mongol terhadap wilayah Kekuasaan Islam. Pengaruh salib juga terlihat dalam
penyerbuan tentara Mongol. Di sebutkan bahwa panglima tentara Mongol sangat
membenci Islam karena ia banyak di pengaruhi oleh orang-orang Budha dan Kristen
Nestorian.
Komentar
Posting Komentar